Buat kamu yang masih bingung cara membuat babak-babak dalam skenario film. Nah ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam membuat plot atau alur cerita. Berikut penjelasannya.
Ada beberapa prinsip, yaitu Three Acts dan 8 Sequences.
1. Three Acts
“Three Act Story Structure” adalah prinsip lama yang dianut secara luas dalam teknik storytelling.
Istilah ini dapat ditemukan dalam drama, puisi, novel, buku komik,
cerita pendek, video game, dan film. Contohnya, hadir dalam novel-novel
karya Conan Doyle, drama Shakespeare, dongeng Aesop, puisi Aristoteles,
dan film-film Hitchcock.
Meskipun cukup sederhana, “Three Act
Story Structure” telah terbukti menjadi senjata berharga dalam
penulisan skenario. Memang, masih ada teknik lain yang digunakan, tetapi
“Three Act Story Structure” adalah metode yang sangat diterima dan
sukses.
“Three Act Story Structure” terbagi menjadi 3 bagian, yaitu babak pengenalan karakter, development, dan resolusi.
“Three Act Story Structure” terbagi menjadi 3 bagian, yaitu babak pengenalan karakter, development, dan resolusi.
Act I: Babak Pengenalan Karakter (Setup)
Tahap pertama adalah semua karakter utama dari cerita diperkenalkan, tempat mereka tinggal, dan konflik yang akan menggerakan cerita ke depan.
Act II: Development
Di tahap ini, adalah bagian paling
lama dan panjang yang terjadi antara babak pertama dan ketiga. Untuk
beberapa penulis skenario, Act II adalah yang paling sulit untuk
diperas. Pada titik ini, penulis telah menciptakan bingkai yang kokoh
untuk narasinya. Penulis menghadapi tantangan untuk menjaga cerita terus
berlanjut dan tidak membosankan para penonton. Satu hal agar cerita
tidak membosankan adalah menciptakan subplot. Subplot adalah sebuah
cerita kecil dari narasi utama. Memang, tidak selalu terhubung ke alur
utama, tetapi masih relevan dalam keseluruhan narasi dan sering
dikaitkan dengan tema sentral.
Act III: Resolution
Tahap terakhir, Act III Resolution
menyajikan konfrontasi akhir dari film dan kesimpulan. Tahap ini, juga
dapat memberikan informasi tambahan untuk karakter yang lebih rumit. Di Titanic (1997),
setelah mengungkapkan apa yang terjadi pada Heart of the Ocean, kita
diajak melihat ke kamar tidur Rose dengan gerakan kamera yang
menunjukkan foto-foto petualangan yang diakukan ketika muda.
2. Delapan Sequences
Delapan sequences sering diterapkan pada film-film Hollywood. Perbedaanya dengan Three Acts adalah, terdapat 2 pembagian di babak pengenalan (setup), 4 pembagian di bagian development, dan 2 pembagian lagi di babak resolusi. Berikut penjelasannya.
ACT I
SEQUENCE ONE
Menetapkan karakter sentral dan kehidupannya. Biasanya berakhir dengan POINT OF ATTACK atau INCITING INCIDENT, tetapi titik plot ini kadang-kadang dapat muncul lebih awal di menit pertama film. Terapkan 5W1H, dan tujuan capture untuk pengenalan karakter tokoh dan membuat penonton penasaran.
SEQUENCE TWO
Masih INCITING INCIDENT, membentuk kesulitan yang akan menjadi pusat dari cerita.
ACT II
SEQUENCE THREE
Tahap ini adalah meningkatkan incident. Kendala pertama yang dihadapi karakter sentral. Kendala yang membuat situasi karakter terkunci, tidak ada pilihan.
SEQUENCE FOUR
First culmination (puncak pertama)/midpoint. Kendala yang lebih tinggi, prinsipnya rising action dan dibangun untuk puncak yang di awal/pertama.
SEQUENCE FIVE
Tahap ini diperkenalkan karakter baru yang menambah jalannya cerita.
SEQUENCE SIX
Main Culmination/End of Act Two. Membangun puncak utama – kembali ke alur cerita utama.
ACT III
SEQUENCE SEVEN
New tension (ketegangan baru) dan twist. Ketegangan berkurang dan menjadi sederhana. Twist dapat mengakhiri bagian ini atau muncul di awal babak 8.
SEQUENCE EIGHT
Masalah terselesaikan. Cerita film kita pun berakhir.
Nah, itu dia beberapa teknik yang
biasa digunakan untuk membuat plot dalam skenario film. Bagaimana? Buat kamu yang sedang membuat skenario, cobalah dengan cara-cara di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar